Rabu, 04 Desember 2013

Jejak Imigran Gelap di Cisarua, Budaya Kawin Kontrak dan Bocah Berhidung Bangir

Jakarta - Kawasan Cisarua jadi tempat favorit para imigran gelap. Kehadiran mereka pun sudah menimbulkan permasalah sosial yang cukup mengganggu.
http://www.campaign.com/
Para imigran ini umumnya berasal dari Iran, Afghanistan, Irak, Srilanka dan Rohingya. Karakter wajah mereka memang biasanya berhidung mancung dengan wajah Arab.
http://www.campaign.com/
Rupanya karakter wajah seperti itu, membuat mereka bisa dengan mudah memikat gadis-gadis sekitar. Tak pelak, fenomena kawin kontrak pun bermunculan.
http://www.campaign.com/
"Dampak sosialnya itu kawin kontrak," ujar Deputi V Bidang Koordinasi Kamnas Kemenko Polhukam Irjen Bambang Suparno di Kampus FH UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (5/12/2013).
http://www.campaign.com/
Bambang bukan sembarang bicara karena informasi itu didapatkan dari para penegak hukum sekitar wilayah tersebut. Alasan para gadis itu 'bersedia' dikawinkan kontrak bahkan sangat sepele, demi memperbaiki keturunan.
http://www.campaign.com/
"Tapi yang jelas, dia punya anak dari kawin kontrak itu. Kan pasti beda dong, tampangnya. Kalau kita tanya di sana (Cisarua) untuk perbaiki keturunan. Kita nggak sukalah, masa sih keluarganya dikawinkan dengan orang yang nggak jelas," papar Bambang.
http://www.campaign.com/
Keberadaan sekitar 600 orang para imigran gelap ini diperkirakan sudah berlangsung sekitar lima tahun. Bambang memastikan, para imigran gelap ini bukanlah orang yang tidak punya uang.
http://www.campaign.com/
Bayangkan saja, mereka sanggup menyewa rumah serta membiayai istri selama bertahun-tahun. Bahkan ada yang sanggup menyewa kamar hotel dalam kurun waktu lama.
http://www.campaign.com/
Dengan kekuatan ekonomi seperti itu, keberadaan mereka seperti mendapat dukungan oleh warga sekitar. Terutama sejumlah warga yang mendapat keuntungan dari keberadaan mereka.
http://www.campaign.com/
"Yang terima, jelas yang punya pemukiman, dapat uang sewa," tandasnya.
http://www.campaign.com/
Namun banyak juga warga yang menolak keberadaan mereka. Pasalnya, kebiasaan mereka dianggap cukup menggangu warga sekitar.
http://www.campaign.com/
"Mereka siang tidur, malamnya baru beraktivitas," tutupnya.
http://www.campaign.com/
Cisarua dipilih karena lokasi ini paling dekat dengan Christmas Island. Melalui jalur laut, para imigran ini bisa mencapai Christmas Island dengan waktu lima jam.
http://www.campaign.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar